MEDAN | Aliantalkshow.com
Selama ini yang selalu disalahkan kaum bapak dalam memimpin rumah tangga tapi kenyataannya terbalik. Jika diperhatikan dengan seksama, sebenarnya penyebab kehancuran rumah tangga dan anak yang durhaka kepada bapaknya tidak lepas dari peran serta seorang ibu. Sebagaimana hal ini terjadi di daerah kawasan Kecamatan Medan Amplas.
Anto (50) bukan nama sebenarnya dalam cerita ini dikarenakan Anto masih sayang pada semuanya. Dan istrinya Rani (49) seorang anak bernama Dodi (17). Anto menceritakan hal ini kepada Redaksi Aliantalkshow.com disebabkan kekecewaannya yang mana selama ini telah memberikan kasih sayang yang sangat jauh dibandingkan menyanyangi kedua orang tua dan adik-adiknya. Hanya demi untuk keluarganya yakni istri dan anak-anaknya.
Anto menceritakan, Dari berumah tangga selalu mengutamakan istri dan anak sampai orang tua sakitpun hampir tak pernah peduli. Hal ini diutarakan Anto sama Redaksi dihalaman Masjid Raya Al-Mashun Medan dengan wajah yang sedih dan berlinang air mata. Rabu (13/03/2024).
Anto menjelaskan, sampai anaknya baru lahir aja Anto yang mengurusnya dari mengazankan, memandikan sampai memasangkan popok begitulah setiap harinya. Begitu ada rezeki lumayan besar selalu memberikan istrinya perhiasan. Dan untuknya anaknya Dodi yang ingin sepeda juga dibelikan. Hingga dewasa juga dibelikan sepeda motor yang harga cukup lumaya bagi saya yang masih hidup pas-pasan.
Lanjut Dodi menceritakan, Kecemburuan sang ibu Dodi dimulai dari membelikan sepeda motor besar, sampai membeli ps 4 semakin tinggi rasa cemburunya. Padahal ibu Dodi selalu ada rezeki diberikan perhiasan dan uang lumayan besar.
Pernah suatu ketika akibat membelikan PS 4 yang harga cukup lumayan bagi Anto, membuat ibunya Dodi berang dan mengamuk tanpa tahu Dodi. Mencaci maki Anto sejadinya-jadinya dan sampai merendahkan martabat suaminya. “Tanpa dia sadar Akulah sebenarnya yang memcari uang, tapi seolah dialah penyebab datangnya uang. Tapi aku (Anto) selalu sabar dengan semua caci makinya. Tidak puas mencaci maki kadang memukul dengan sapu dan payung ketubuh Anto sampai sapu dan payung patah” ujar Anto yang merasa bingung dengan apa yang selalu diperbuat.
Padahal semua diberikan untuk istri dan anak. Sementara Anto sendiri tidak beli apa-apa paling cuma pakaian karena dipakai untuk kerja. Terkadang pakaian dan jam tangan diberikan oleh para kolega Anto bukan uang yang diberikan untuk kerumah.
Anto mengatakan, pengeluaranku sebulan cukup besar bagiku ya. Bayangkan setiap hari kewajiban sebagai suami ada, uang rumah, uang sekolah, uang BPJS belum lagi biaya belaja bulanan. Belum lagi biaya tak terduga kerusakan kenderaan dan biaya minyak kenderaan. Tapi semua itu ku anggap sebagai tugasku membahagiakan Istri dan anak.
Diutarakannya, memang ku akui baru baru ini ada pinjam uang sama istri 52 juta, tapi akhirnya yang dipakai hanya 30 juta. Dan uang sudah dikembalikan, tapi Ibu Dodi menuntut keuntungan 10 juta. “Aku salah minta maaf karena keuntungannya dialihkan kebisnis lain yang mana setiap bulan bisa menghasilkan 4 juta/bulan. Itupun masih bersih keras tak percaya. Akhirnya ditunjukkan bukti pembayaran keuntungan dibayarkan kerumah, barulah percaya” terangnya.
Ibu Dodi bercerita sama Anto dengan mengatakan, bahwa Dodi harus memiliki fasilitas untuk kebutuhan sekolah. Jika tak memiliki fasilitas tersebut, dipastikan bisa lupa. Mendengar cerita itu, Anto mengingat-ingat ada uang yang ditrasfer orang kepadanya. Dan lalu bilang pada ibunya Dodi, ya sudah kita beli. Lalu dijawab ibunya Dodi ya belilah.
Ironisnya setelah, fasilitas keperluan Dodi dibeli dan dipasang dirumah. Eh malah ibunya Dodi mengamuk dan mencaci maki Anto. “Kok cepat x kau beli, kan itu gak perlu x. Nanti kau gak ada duit minta sama aku. Sambil mencaci maki” cerita Anto.
Anto pun jadi bingung, waduh ibu Dody cerita bahwa dibutuhkan untuk fasilitas untuk menunjang kegiatan sekolah. Kok sudah dibelikan jadi ribut, dan sebelum mau membeli sudah kordinasi dan izin. Ini malah kok jadi ribut, Anto pun jadi serba salah.
Pas Anto melihat keatas dan memberikan tambahan fasilitas punya Ayah Dody biar lebih baik lagi. Dan sambil berkata, jaga fasilitas ini dengan baik jangan tidak digunakan. “Segala yang dibeli pasti ribut, entah bagaimana Ibu Dody mengamuk sejadi-jadinya. Dengan mengatakan ruangan ini gak cukup dan sempit. Aku capek bersihkan rumah dan juga mencaci maki Anto seenaknya” ungkap Anto.
Aku yang sudah cukup sabar dicaci maki, langsung menendang fasilitas yang ku miliki untuk mendukung fasilitas Dody. “Entah bagaimana perangkat fasilitas tersebut berserak” tutur Anto.
Eh Dody tiba-tiba mengamuk dan mengajak Anto berantem dengan alasan sudah lama menahan sabar. Apalagi kata Dody, Ibu selalu dipukulin hingga berdarah dengan dibuktikan ada cakaran. Ayo kita berantem, kalau memang hebat. Ibunya Dody langsung memeluk Dody.
Anto pun bingung kapan pulak aku mukul istrinya Anto yang notabene ibunya Dody. Fitnah apalagi ini, kalau aku memukul gak mungkin mencakar dan bisa jadi kalau Anto mukul pasti mukanya benyot dan pasti mukanya lembam.
Anto jadi gak habis pikir rupanya Ibu Dody telah meracuni pikiran Dody untuk membeci Anto selaku bapaknya. “Dalam hati Anto berpikir Dody mengajak berantam bapaknya sendiri yang telah memberikan terbaik untuknya selama ini, sungguh terlalu. Apa yang kuberikan selama ini sia-sia dan hanya sebagai isapan jempol” kata Anto.
Gak mungkin aku berantem sama anak sendiri, kalau orang lain bolehlah. Ini anak sendiri aku berantem akibat ucapan seorang ibu yang mempengaruhi anaknya dan berkata yang gak benar. Hanya untuk mencari perhatian anaknya.
Ironisnya, sebelum-sebelumnya Ibunya Dody kalau dikasih uang lumayan oleh suaminya Dody. Selalu berkata-kata jangan tahu si Dody nanti dia pasti cemburu. Anto selalu berkata, yang aku cari semua untuk kalian.
Sampai berita ini diterbitkan, hubungan Anto dan Istrinya tidak harmonis, Ironisnya lagi Dody tak ada penyesalan dan tetap menganggap bapaknya adalah musuh. Hal ini berkat hasutan Ibu yang berhasil membuat Anak dan Bapak tak cocok.
Anto, tidak semua selalu salah laki-laki jika kita mau meneliti kebenaran dengan seksama. Sebelum menilai kesalahan orang sebaik teliti dahulu. “Selama ini selalu lelaki yang disalahkan dan perempuan merasa didzholimi. Setiap ada kasus mari diteliti kebenarannya. Dan ini menjadi pelajaran berharga, pasti ada ending dari kehidupan ini. Kita selalu sabar Allah SWT yang menentukan akhirnya” jelas Anto. (Riski Ruslan)