Senin, Oktober 13, 2025
BerandaNasionalDosen Antropologi Ungkap Kekuatan Partikel Tersembunyi yang Membentuk Dinamika Politik Lokal Indonesia

Dosen Antropologi Ungkap Kekuatan Partikel Tersembunyi yang Membentuk Dinamika Politik Lokal Indonesia

 

MEDAN – Aliantalkshow.com

Dalam konstelasi politik Indonesia yang dinamis, perubahan tak hanya terjadi di permukaan. Sebuah diskusi yang digelar di Medan, Jumat (22/08/2025), mencoba menelisik lebih dalam “partikel-partikel” tersembunyi yang menjadi penyusun utama dan penggerak rekonfigurasi politik di tingkat lokal.

 

Forum Diskusi & Kajian Antropologi bersama Yayasan Lentera Cipta Dinamis (YLCD) menghadirkan Ibnu Avenna Matondang, atau yang akrab disapa Abu, untuk membedah tajuk “Rekonfigurasi Politik Lokal: Sebuah Pandangan Antropologi”. Acara yang berlangsung hangat di San Coffee, Jl Perjuangan, Medan, ini dihadiri secara antusias oleh dosen dan mahasiswa Antropologi dari sejumlah perguruan tinggi.

 

Dalam paparannya, Ibnu Avenna Matondang—seorang dosen Antropologi FISIP USU, seniman, dan aktivis budaya—mengibaratkan rekonfigurasi politik sebagai sebuah mozaik yang terus bergerak. Menurutnya, mozaik ini tersusun dari beragam “partikel” kekuatan seperti kebudayaan, identitas, ideologi, wilayah, agama, dan kebijakan.

 

“Partikel-partikel inilah yang saling tarik-menarik, berkoalisi, atau bahkan bertubrukan, membentuk dinamika baru yang tidak pernah statis dalam perjalanan bangsa.

 

Rekonfigurasi adalah keniscayaan,” tegas Abu di hadapan peserta diskusi.

Ia menjelaskan prosesnya dimulai dari figura (partikel-partikel penyusun), lalu membentuk konfigurasi (susunan kekuatan tertentu), yang kemudian mengalami rekonfigurasi (perubahan susunan) seiring waktu. Faktor eksternal seperti perkembangan teknologi, ekonomi, dan sosial disebutnya sebagai katalisator yang mempercepat perubahan bentuk ini.

 

Membaca konteks Indonesia, Abu menjabarkan bahwa fase rekonfigurasi politik lokal dapat dengan jelas dilihat dalam perjalanan panjang pesta demokrasi, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, Orde Reformasi, hingga dinamika elektoral yang terjadi saat ini.

 

“Masing-masing era menunjukkan bagaimana partikel-partikel tadi mengambil bentuk dan kekuatan yang berbeda, saling berkelindan, dan kadang menciptakan kontradiksi dalam kehidupan demokrasi kita,” ujarnya.

Diskusi semakin kaya dengan tanggapan dari Rosramadhana yang menghubungkan konsep ini dengan pemikiran antropolog klasik seperti Levi Strauss dan Radcliffe-Brown.

 

Rosramadhana menekankan bahwa pola rekonfigurasi sangat dipengaruhi oleh nilai, simbol, dan mitos yang hidup dalam masyarakat.

 

“Pertanyaannya, apakah perubahan ini ajeg dan berpola? Partikel mana yang lebih stabil dan mana yang lebih rentan berubah? Ini adalah pintu masuk kajian antropologi yang sangat menarik,” jelasnya.

 

Sementara itu Daud menghubungkan rekonfigurasi ini dengan dominasi wacana melalui media. Menurutnya, perpindahan elemen-elemen dalam konteks rekonfigurasi politik tidak lepas dari peran media sebagai “pembawa” wacana.

 

Ditambahkanya, Di era saat ini, pola rekonfigurasi tidak lepas dari dominasi melalui media. Kita lihat ini dalam dinamika politik satu dekade terakhir.

 

Bagaimana media, baik media massa dan media sosial memainkan peran yang sangat dominan”, ungkapnya.

Forum yang berlangsung interaktif ini akhirnya menyepakati sebuah simpulan yang komprehensif.

 

Rekonfigurasi politik dalam perspektif antropologi dipahami sebagai suatu proses transformasi, penyesuaian, dan restrukturisasi dalam hubungan rumit antara politik dan budaya.

 

Proses ini menunjukkan bagaimana nilai-nilai budaya, identitas kolektif, dan praktik politik suatu masyarakat terus berubah ditelan zaman, dipicu oleh globalisasi, revolusi teknologi, dan pergeseran struktur kekuasaan.

 

Acara ini tidak hanya menawarkan analisis teoretis tetapi juga menjadi ruang refleksi bagi para calon antropolog untuk memahami kekuatan-kekuatan non-formal yang sering luput dari analisis politik konvensional, namun justru menjadi penentu arah masa depan bangsa.(Alian/Rel)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -spot_img
- Advertisment -spot_img

Most Popular

Recent Comments