MEDAN I Aliantalkshow.com
Terkait viralnya pawai Ta’aruf Pelaksanaan Musabaqah Tilawal Al-Qur’an (MTQ) 2025 ditingkat Kecamatan Medan Kota. Dimana saat itu ada Tarian (Dance) yang tidak sesuai dengan ajang MTQ, tentunya hal ini membuat masyarakat kota Medan geram terkhusus para Netize yang melihat aksi tersebut.
Menindaklanjuti hal inilah membuat Komisi I DPRD Medan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Camat Medan Kota, Sekretaris dan Lurah seKecamatan Medan Kota.
Ketua Komisi I DPRD Medan Reza Pahlepi Lubis. S.Kom meminta penjelasan dari Camat Medan Kota Dr. Raja Ian Andos Lubis SSTP MAP terkait adanya Tarian (Dance) yang tidak sesuai dengan ajang MTQ dan hal ini terjadi pada saat pawai Ta’aruf Pelaksanaan Musabaqah Tilawal Al-Qur’an (MTQ) 2025 ditingkat Kecamatan Medan Kota. Senin (17-03-2025) didampingin pengurus Komisi I dan Hadi Suhendra Wakil Ketua DPRD Medan
Camat Medan Kota Dr. Raja Ian Andos Lubis SSTP MAP menjelaskan, pada saat pelaksanaan pawai Ta’aruf lokasinya terpisah dari kegiatan MTQ dan tidak ada unsur kesengajaan hal ini. “Bahwa Pagai Ta’aruf yang diselenggarakan menampilkan kebudayaan dari keseniaan dari masing-masing se-kecamatan Medan Kota” katanya.
Dijelaskannya, terkait video modern dance dengan lagu MTQ yang viral dimedia social (Medsos), diduga ada miskomunikasi dai tim publikasi kegiatan MTQ. “Modren Dance yang aslinya menggunakan lagu Lunar New Years, merupakan bagian dari kegiatan Pawai Ta’aruf/pawai budaya dari kelurahan Pandahulu I Kecamatan Medan Kota yang masyarakatnya didominasi suku Tionghoa.
Ditambahkannya, Memang saat itu, tidak melakukan koreksi secara detai terhadap apa saja yang akan ditampilkan dari masing-masing kelurahan.”Dengan viralnya berita tersebut langsung melakukan pertemuan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan dan aliasni Islam lainya untuk tabayun (Musyawarah). “pada tanggal 19 Februari 2025 Ketua MUI Kota Medan memutuskan untuk memaafkan dan tidak mempermasalahkan hal-hal yang viral dalam MTQ tahun 2025 tingkat Kecamatan Medan Kota” terangnya.
Sementara itu, Hadi Suhendara Wakil Ketua DPRD Kota Medan sangat menyanyangkan pelaksanaan MTQ yang seharusnya berjalan dengan khidmat harus ternodai kesakralannya dengan hal-hal yang tidak etis dan menimbulkan kegaduhan dan kemarahan dimasyarakat, khususnya warga kota Medan yang muslim.
Dijelaskannya, Pawai Ta’aruf selalu disandingkan dengan MTQ dan tidak dapat dipisahkan. MTQ yang selama ini sudah menjadi baik dan benar, tahun ini malah menjadi keributan dimasyarakat. “Dan kami belum melihat surat atau video konfirmasi dari Ketua MUI kota Medan yang menyatakan bahwa permasalahan ini sudah dimaafkan dan dianggap selesai” tegas Hadi Suhendra.
Ketua Komisi I menekankan, bahwa kejadian seperti ini jangan terulang lagi dan menghibau kepada Camat Medan Kota untk berani bertanggung jawab, jangan lempar bola kepada anggota. (Alian)