MEDAN | Aliantalkshow.com
Menindaklanjuti permasalahan pendistribusian suplai air minum ke masyarakat melalui Perumda Tirtanadi. Akhir-akhir ini menjadi sorotan masyarakat dan para anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara. Di mana belakangan ini, debit air semakin mengecil dan mati.
Hasyim SE Anggota DPRD Sumatera Utara periode 2024-2029 mengatakan, Tentunya yang menjadi sasaran permasalahan adalah Direktur Utama di ataupun Pelaksanaan Tugas (Plt) Perumda Tirtanadi. ” Seolah-olah Ewin Putra Plt Perumda Tirtanadi tidak bekerja dengan maksimal. Padahal yang kita tahu Plt dan jajaran Direksi Perumda Tirtanadi bekerja dengan maksimal” kata Hasyim SE. Saat dikonfirmasi Aliantalkshow.com, Rabu (09/10/2024)

Nasution Wali Kota Medan beberapa waktu lalu.
Mantan Ketua DPRD Medan ini periode 2019-2024 menjelaskan, dengan turunnya debit air di Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Limau Manis dan Tirta Lyonnaise berdampak air kecil dan mati dibeberapa cabang antara lain. Jalan Pasar V, Jalan Pasar 7, Jalan Makmur. Cabang Cemara, Cabang HM Yamin ,Cabang Denai dan Cabang Tuasan Pelayanan Booster Cemara dan Jalan Bandar Setia, Jalan Perhubungan dan Jalan Veteran sekitarnya.
Dijelaskan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Sebagaimana yang dirasakan pelanggan air Perumda Tirtanadi. “Adanya permasalahan ini tentu yang salahkan Plt. Dirut Perumda Tirtanadi. Dengan alasan turun debit akibat banjir bandang dengan turbidity air baku > 2500 ntu turbidity air baku > 2500 ntu Tirta Lyonnaise Medan berdampak air kecil” katanya.
Dijelaskannya, Sementara dari informasi yang didapat seperti Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Deli Tua dan IPAM Sunggal dengan turbidity air baku > 2500 ntu tidak ada masalah dan tidak berdampak air kecil serta mati. “Untuk itu diminta kepada Dr. Drs. Pj. Gubernur Sumatera Utara H. A. Fatoni Msi untuk mengevaluasi MoU Perumda Tirtanadi Dengan Tirta Lyonnaise Medan (TLM) yang sudah di MoU sebelum waktunya” terangnya.
Menurutnya, Dengar berakhirnya Memorandum Of Understanding (MoU) tahun 2027 akan menjadi milik Perumda Tirtanadi. Jadi untuk apa pelaksanaan MoU dilaksanakan sebelum waktunya, oleh pihak manajemen sebelumnya. “Untuk itu, Pj. Gubsu bisa menilai sendiri dari permasalahan yang dilihat jika turbidity air baku > 2500 ntu turbidity air baku > 2500 ntu Tirta Lyonnaise Medan berdampak air kecil.
Lanjutnya, Sangat beda sekali dengan yang dikelola sendiri oleh pihak Perumda Tirtanadi. Sementara dari informasi yang didapat seperti Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) Deli Tua dan IPAM Sunggal dengan turbidity air baku > 2500 ntu tidak ada masalah dan tidak berdampak air kecil serta mati.
Diutarakannya, alangkah baiknya memang IPAM limau Manis Tirta Lyonnaise Medan dikelola oleh Perumda Tirtanadi sendiri. Karena para pegawai Perumda Tirtanadi lebih pengalaman bisa mengatasi turbidity air baku > 2500 ntu tidak ada masalah dan tidak berdampak air kecil serta mati. “Dari pada pihak TLM masih turbidity air baku > 2500 ntu langsung mati” terangnya.
Dimintanya, Perlu menjadi catatan oleh Fatoni Pj. Gubernur Sumatera Utara air merupakan sumber kehidupan khususnya warga Sumatera Utara.
Menurut salah satu sumber terpercaya di Perumda Tirtanadi setiap bulan membayar hampir 7 Miliar ke Tirta Lyionnase Medan untuk suplay air. Dan kita tidak tahu berapa sebenarnya debit air yang masuk ke Perumda Tirtanadi. “Seharusnya Perumda Tirtanadi memiliki alat data Logger Flow Meter, untuk memonitor pres dan Debit air secara online di Tirta Lyionnase Medan sebagaimana diIPAM Sunggal, Deli Tua dan Sibolangit. (Alian)