Catatan : Aliantalkshow.com
Kalahnya Calon Yang Diusung PDI Perjuangan untuk Calon Presiden (Capres) dan Wakil Presiden (Cawapres) Periode 2024-2029. Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara (Cawagubsu) Periode 2025-2030 Dan Calon Wali Kota (Cawalkot) dan Calon Wakil Wali Kota (Cawawalkot) Medan.
Diduga sudah terbentuk oknum-oknum yang tidak ingin PDI Perjuangan Besar. Terkhusus pada saat Ganjar Pranowo sebagai Capres dan Mahfud MD Cawapres periode 2024-2029. Begitu juga saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Cagubsu dan Cawagubsu. Dimana Edy Rahmayadi Cagubsu) dan Hasan Basri Sagala Cawagubsu periode 2025-2030. Hal serupa dengan Cawalko Prof Ridha dan Cawawalkot Abdu Rani untu Medan.
Aura kekalahan untuk calon yang diusung PDI Perjuangan sudah terlihat. Dimana Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan memerintahkan kepada semua kader PDI Perjuangan membantu membesarkan dan menyebar luaskan serta memenangkan semua calon yang diusung PDI Perjuangan.
Belum lama ini mulai terkuak diduga banyak oknum-oknum yang tak ingin calon Kepala Daerah itu menang. Tapi yang terpenting para calon legislatif itu sendiri menang pada saat Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pileg) bagaimanapun caranya.
Hal ini mulai terlihat dengan jelas adanya oknum-oknum yang tak Ingin Kepala daerah itu menang dari PDI Perjuangan. Diduga sudah sarat dengan kepentingan dan ada sesuatu yang bisa membuat tak berdaya.
Mari coba kita perhatikan
Tanda-tanda Bapak Hasto Kristiyanto selaku Sekretaris Jendral (Sekjen) DPP PDI Perjuangan yang merupakan simbol partai tidak diperhatikan dan tidak peduli seorang Sekjen adalah simbol partai. Tapi seperti ada kesan tak dianggap, dan hanya berbuat seolah ingin memenangkan padahal manipulatif.
Hal ini terbukti pada saat kehadiran Sekjen DPP PDI Perjuangan ke Kota Medan tepatnya pada 17 Nopember 2024 didaerah Belawan Bahari. Kehadiran Sekjen seolah tak dianggap simbol partai dan terkesan tak menguntungkan.

Hasto Kritiyanto Sekjen DPP PDi Perjuangan saat itu dibawa ke daerah yang tidak layak alias jorok dan berbau serta lembab. Dimana saat memasuki areal itu, Sekjen saat mau ke atas panggung terpaksa menggunakan sepatu boat. Dan areal jalan yang dilalui terpaksa dilapisi papan.

Informasi ini didapatkan langsung dari pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Medan. Yang lebih parahnya lagi pentas dan teratak dibuat asal jadi hal ini dapat diliat seperti foto terlampir.
Masih dari informasi dari sumber Pengurus DPC PDI Perjuangan Kota Medan. Saat akan mau dimulai acara lampu mati, sehingga mencari lespekar untuk pidato. Padahal kalau hanya untuk acara silahturahmi tak perlu kedaerah yang tak layak. Masih banyak lagi didaerah Medan Utara itu yang bagus dan layak digunakan acara Silahturahmi.
Apalagi acara tersebut adalah Silahturahmi Kader PDI Perjuangan dengan Masyarakat Medan Utara. Adapun Thema yang di Usung “Dengan Semangat Bulan Pahlawan Menjaga Suluh Demokrasi”. Kenapa harus didaerah yang becek dan pentas serta teratak tak sesuai.
Siapakah yang disalahkan terkait akan penempatan seperti ini. Apakah ini bukti bahwasanya Simbol Partai, seperti Sekjen sudah tak dihargai.
Sementara itu, Luat Sihahan salah seorang kader partai yang sudah cukup lama mengatakan, seharusnya sebelum menempatkan seorang Sekjen untuk hadir di suatu acara diliat dulu dan dilakukan gladi resik. “Sehingga tidak ada kesan simbol partai PDI Perjuangan ditempatkan tidak pada tempatnya” ujarnya.