Penulis : Alian Napiah Siregar
PDAM Tirtanadi adalah Ikon kota Medan yang dibangun pada tahun 1908, pada zaman Belanda. dengan nama NV. Water Leiding Maatschappij Ajer Beresih. Pendistribusian air saat itu hanya untuk kalangan tertentu saja. Sumber air yang didapat didaerah Batu Layang (Rumah Sumbul) Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.
Sumber air paling besar didapat dari daerah resapan air Rumah Sumbul disalurkan/didistribuskan kemasyarakat melalui jalur perpipaan. Dimana semua air tersebut disimpan dimenara Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi yang sekarang bernama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtanadi kini menjadi Ikon kota Medan. yang tinggi menara 42 meter dengan berat 330 ton.
Perumda Tirtanadi merupakan milik Propinsi Sumatera Utara dimana yang menjadi ownernya (pemiliknya) adalah Gubernur Sumatera Utara. Pada masa itu debit air yang masuk ke tirtanadi berkisar 3000 m3/hari. Sementara daya tampung reservoir dimenara sekitar 1200 m3, jadi yang 1800 m3 langsung masuk kerumah para pelanggan. “Dan perlu diketahui saat itu tidak semua masyarakat mendapatkan air bersih, hanya untuk golongan tertentu saja”. Tapi untunglah dulu air sumur dan sungai masih banyak, sehingga rakyat tidak keberatan untuk mencari air. Berbeda dengan sekarang air sangat kotor dan berbau walaupun sudah dibor.
Seiring dengan berkembangnya zaman dan pertumbuhan masyarakat semakin bertambah, begitu juga dengan perkembangan perumahan semakin maju pesat. Maka Perumda Tirtanadi mulai kewalahan mencari sumber air demi untuk kepentingan masyarakat pengguna air bersih. Berbagai upaya terus dilakukan Perumda Tirtanadi untuk mendapatkan sumber daya air.
Demi untuk masyarakat mendapatkan air bersih Perumda Tirtanadi pada tahun 2000 melakukan pembelian air ke Tirta Lyonnase dengan melakukan kontrak kerja selama 25 tahun dengan kapasitas air 500 liter perdetik. Dan hal ini dibenarkan oleh Andre Makyar SH. MH Dewan Pengawas saat ini. “pada tahun 2025 akan datang berakhir kontrak dengan Tirta Lyonnase.
Upaya untuk tetap mensuplay air kepelanggan, perumda Tirtanadi saat wawancara dengan Mangindang Ritonga ketika menjabat Direktur Operasional PDAM Tirtanadi menjelaskan pada tahun 2012 melakukan pembangunan sumur bor sebanyak 6 unit. Pada tahun 2013 juga melakukan pembangunan 10 unit sumur bor. “Pembangunan Sumur Bor hanya bersifat sementara, dan untuk jangka panjangnya dilakukan peningkatan kapasita produksi di Intalasi Pengelohan Air (IPA) kalau sekarang disebut Intalasi Pengelohan Air Minum (IPAM) di Sunggal 500 liter/detik dan Martubung 200 liter/detik.
Berbagai upaya dilakukan oleh para direktur Perumda Tirtanadi demi untuk mendistibusikan air bersih kepelanggan. Kabir Bedi Direktur Utama Perumda Tirtanadi pada tahun 2021 bekerjasama dengan PT. Tirta Nusantara Sukses demi untuk kebutuhan pelanggan mendirikan Intalasi Pengelohan Air (IPA) Denai yang memiliki kapasitas 240 Liter/detik. Dimana pembangunan dilaksanakan pada tahun 2018 dan siap 2021.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh Perumda Tirtanadi demi untuk memberikan sarana air bersih kemasyarakat terkhusus kepelanggan. Dan pihak-pihak tirtanadi terus mencari berbagai sumber air. Baik dari sumber mata air, sungai, sumur bor. Berbagai halangan dan rintangan dihadapi para pegawai.
Ironisnya, Alm. Zulham Ali Nasution sempat berbincang-bincang tentang kisahnya gak bisa balik ke Medan. Akibat tersesat dihutan Sibolangit, dan hanya berputar-putar dihutan itu saja dengan teamnya saat mencari sumber mata air baru. Alhamdulillah, hilang selama 1 hari akhirnya bisa juga ketemu jalan pulang. Seperti rasanya jalan untuk pulang dihutan itu ditutup.
Dan saat ini Perumda Tirtanadi sedang kekurangan Sumber air yang didapat didaerah Batu Layang (rumah sumbul) Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara. Debit air dari daerah itu semakin mengecil dan tinggal 450 liter/detik.
Diduga daerah resapan air seluas 80.1ha dikuasai orang lain. Dan saat ini sudah pada tahap Perumda Tirtanadi melaporkan ke Polda Sumatera Utara sesuia dengan Nomor STLP/B/1479/X/2024/SPKT/POLDA SUMATERA UTARA tertanggal 19 Oktober 2024. “Upaya yang dilakukan oleh Perumda Tirtanadi adalah agar masyarkat mendapatkan air bersih dari Perumda Tirtanadi, apalagi debitnya sudah banyak berkurang jauh” Hal ini sebagaimana dikatakan Muhammad Sa’i Rangkuti SH MH pengacara Perumda Tirtanadi. Dan air adalah sumber kehidupan bagi semua mahluk. Untuk itu, mari kita jaga dan dikelola dengan sebaik-baiknya.
Jadi dari sini kita dapat membaca dengan seksama bahwa untuk memenuhi kebutuhan air bersih itu tidak segampang yang diucapkan. Dan mesti banyak yang dikorbankan, baik korban dana, perasaan dan sedikit ancaman baik secara nyata dan tidak nyata. Plt. Direktur Utama Perumda Tirtanadi terus berjuang untuk mendapatkan air bersih dengan berbagai cara.
“Semoga tulisan ini menjadi perhatian kita semua bagi para pembaca”.
NB : Ini adalah sebuah tulisan untuk mengikuti lomba karya tulis.